Saturday, October 31, 2015

Kisah Pahlawan Nasional, Sultan Nuku Muhammad Amiruddin

Foto: Postingan ke-1.134: Kisah Pahlawan Nasional, Sultan Nuku Muhammad Amiruddin
 
-Mohon di SHARE / BAGIKAN-

Tempat/Tgl. Lahir : Soa Siu, Tidore, 1738 
Tempat/Tgl. Wafat : 14 November 1805 
SK Presiden : Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995 
Gelar : Pahlawan Nasional

Sultan Nuku Muhammad Amiruddin merupakan keturunan Raja Tidore. Namun, Belanda yang sudah menahan ayah beliau, Sultan Jamaluddin mengatur pergantian tahta. Hal ini ditentang Nuku dan adiknya, Kamaluddin. Pada tahun 1780, Nuku memproklamasikan diri sebagai Sultan Tidore dan menyatakan Tidore sebagai wilayah yang merdeka dari kekuasaan VOC (Belanda).

Setelah berjuang beberapa tahun, Sultan Nuku mendapatkan kemenangan yang gemilang. Ia berhasil membebaskan Kesultanan Tidore dari kekuasaan Belanda. Tidore memasuki masa keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku. Saat beliau wafat, Tidore pun kehilangan seorang pemimpin pemberani yang pada masa hidupnya dikenal sebagai “Jou Barakati” yang artinyá adalah panglima perang.

Wafatnya Sultan Nuku dalam usia 67 tahun tidak hanya membawa telah bergabung ke dalam barisan kesedihan bagi rakyat Malaku, tetapi pasukan perjuangan Nuku sejak awal juga memberikan kedukaan bagi perjuangannya rakyat Tobelo, Galela, dan Lolada yang telah bergabung ke dalam barisan pasukan perjuangan Nuku sejak awal perjuangannya.

Sultan Nuku menggunakan armada perahu kora-kora dalam berperang melawan Belanda di lautan. Untuk mengenang kemenangan Sultan Nuku, sebuah festival kora-kora rutin diadakan di Halmahera. Nama Sultan Nuku juga diabadikan sebagai nama salah satu korvet milik TNI AL.

Sumber: pahlawanindonesia.com

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-
************
Gabung di:
1 Kami Sayang Indonesia .
2 Kumpulan Sejarah Islam (Histories of Islam) .
3 Kumpulan Sejarah Internasional (International Histories) .

(FR) 
Tempat/Tgl. Lahir : Soa Siu, Tidore, 1738
Tempat/Tgl. Wafat : 14 November 1805
SK Presiden : Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995
Gelar : Pahlawan Nasional

Sultan Nuku Muhammad Amiruddin merupakan keturunan Raja Tidore. Namun, Belanda yang sudah menahan ayah beliau, Sultan Jamaluddin mengatur pergantian tahta. Hal ini ditentang Nuku dan adiknya, Kamaluddin. Pada tahun 1780, Nuku memproklamasikan diri sebagai Sultan Tidore dan menyatakan Tidore sebagai wilayah yang merdeka dari kekuasaan VOC (Belanda).

Setelah berjuang beberapa tahun, Sultan Nuku mendapatkan kemenangan yang gemilang. Ia berhasil membebaskan Kesultanan Tidore dari kekuasaan Belanda. Tidore memasuki masa keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku. Saat beliau wafat, Tidore pun kehilangan seorang pemimpin pemberani yang pada masa hidupnya dikenal sebagai “Jou Barakati” yang artinyá adalah panglima perang.

Wafatnya Sultan Nuku dalam usia 67 tahun tidak hanya membawa telah bergabung ke dalam barisan kesedihan bagi rakyat Malaku, tetapi pasukan perjuangan Nuku sejak awal juga memberikan kedukaan bagi perjuangannya rakyat Tobelo, Galela, dan Lolada yang telah bergabung ke dalam barisan pasukan perjuangan Nuku sejak awal perjuangannya.

Sultan Nuku menggunakan armada perahu kora-kora dalam berperang melawan Belanda di lautan. Untuk mengenang kemenangan Sultan Nuku, sebuah festival kora-kora rutin diadakan di Halmahera. Nama Sultan Nuku juga diabadikan sebagai nama salah satu korvet milik TNI AL.

Kisah Pahlawan Nasional, Alimin Prawirodirjo

 Foto: Postingan ke-1.129: Kisah Pahlawan Nasional, Alimin Prawirodirjo

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-

Tempat/Tgl. Lahir : Surakarta, 1886 
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 25 Juni 1964 
SK Presiden : Keppres No. 162/TK/1964, Tgl. 26 Juni 1964 
Gelar : Pahlawan Nasional

Alimin Prawirodirjo lahir di Solo pada tahun 1889. Sejak muda, beliau sudah dikenal sebagai salah seorang pemimpin pergerakan nasional menuju Indonesia merdeka. Saat remaja, karena kecerdasannya beliau mendapat beasiswa dari seorang pejabat Belanda untuk bersekolah di Batavia. Setelah lulus, beliau mulai menjadi wartawan, sebelum kemudian aktif dalam dunia pergerakan dengan bergabung ke dalam Budi
Utomo, lalu Serikat Islam (SI).

Di SI, Alimin menjadi tokoh berpengaruh bersama H.O.S Cokroaminoto dan Agus Salim. Beliau pun tetap aktif menulis mengkritik Belanda sehingga mendapat peringatan keras dan pejabat Belanda yang memberinya beasiswa. Beliau pun akhirnya memilih memutuskan hubungan keluarga secara baik dengan pejabat tersebut.

Selanjutnya, Alimin terpilih menjadi anggota Dewan Konstituante yang salah satu tugasnya adalah menetapkan Undang Undang Dasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Alimin selalu mengutamakan persatuan dan dialog dalam berjuang, serta tidak menyetujui model pembangunan atau politik dan luar negeri untuk begitu saja diterapkan di Indonesia. Dalam perjalanannya, Alimin kemudian menjadi dekat dengan gerakan aliran kiri di Indonesia dan tetap berjuang demi tanah air. Beliau meninggal di Jakarta dalam usia 78 tahun.

Alimin berkawan dengan Ho Chi Minh, tokoh nasionalis dari Vietnam, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi perjuangan merebut kemerdekaan Vietnam dari penjajahan Perancis.

Sumber: pahlawanindonesia.com
****************
Gabung di:
1 Kami Sayang Indonesia .
2 Kumpulan Sejarah Islam (Histories of Islam) .
3 Kumpulan Sejarah Internasional (International Histories) .

(FR)

Tempat/Tgl. Lahir : Surakarta, 1886
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 25 Juni 1964
SK Presiden : Keppres No. 162/TK/1964, Tgl. 26 Juni 1964
Gelar : Pahlawan Nasional

Alimin Prawirodirjo lahir di Solo pada tahun 1889. Sejak muda, beliau sudah dikenal sebagai salah seorang pemimpin pergerakan nasional menuju Indonesia merdeka. Saat remaja, karena kecerdasannya beliau mendapat beasiswa dari seorang pejabat Belanda untuk bersekolah di Batavia. Setelah lulus, beliau mulai menjadi wartawan, sebelum kemudian aktif dalam dunia pergerakan dengan bergabung ke dalam Budi
Utomo, lalu Serikat Islam (SI).

Di SI, Alimin menjadi tokoh berpengaruh bersama H.O.S Cokroaminoto dan Agus Salim. Beliau pun tetap aktif menulis mengkritik Belanda sehingga mendapat peringatan keras dan pejabat Belanda yang memberinya beasiswa. Beliau pun akhirnya memilih memutuskan hubungan keluarga secara baik dengan pejabat tersebut.

Selanjutnya, Alimin terpilih menjadi anggota Dewan Konstituante yang salah satu tugasnya adalah menetapkan Undang Undang Dasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Alimin selalu mengutamakan persatuan dan dialog dalam berjuang, serta tidak menyetujui model pembangunan atau politik dan luar negeri untuk begitu saja diterapkan di Indonesia. Dalam perjalanannya, Alimin kemudian menjadi dekat dengan gerakan aliran kiri di Indonesia dan tetap berjuang demi tanah air. Beliau meninggal di Jakarta dalam usia 78 tahun.

Alimin berkawan dengan Ho Chi Minh, tokoh nasionalis dari Vietnam, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi perjuangan merebut kemerdekaan Vietnam dari penjajahan Perancis.

Friday, October 30, 2015

Pahlawan Nasional, Muhammad Yamin

Tempat/Tgl. Lahir : Sawahlunto, 28 Agustus 1903
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 17 oktober 1962
SK Presiden : Keppres No. 088/TK/1973, Tgl. 6 November 1973
Gelar : Pahlawan Nasional

Foto: Postingan ke-1.125: Kisah Pahlawan Nasional, Muhammad Yamin

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-

Tempat/Tgl. Lahir : Sawahlunto, 28 Agustus 1903 
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 17 oktober 1962 
SK Presiden : Keppres No. 088/TK/1973, Tgl. 6 November 1973 
Gelar : Pahlawan Nasional

Muhammad Yamin adalah pemuda Sumatera Barat yang belajar di sekolah guru Bukittinggi. Setelah lulus, beliau masuk AMS di Yogyakarta dan melanjutkan ke sekolah kehakiman di Jakarta dengan beasiswa dari Belanda hingga tamat. Namun, beasiswanya dicabut karena aktif berpidato mengkritik Belanda. Oganisasi politik pertamanya adalah Jong Sumatranen Bonddan Indonesia Muda. Pada Kongres Pemuda bulan Oktober 1928, para pemuda sepakat mencetuskan sebuah ikrar. Muhammad Yamin yang menjadi sekretaris pada kongres tersebut kemudian membuat rumusan ikrar. Rumusan itu diterima pemimpin sidang dan peserta lain. Awalnya, perjanjian itu tak bernama Sumpah Pemuda, melainkan ikrar Pemuda. Muhammad Yamin yang mengubah kata ikrar menjadi sumpah.

Isi Sumpah Pemuda adalah, Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ketika duduk dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau ikut menggagas Pancasila dan merumuskan UUD 1945. Setelah Indonesia merdeka, Muhammad Yamin menjadi ketua Badan Perancang Pembangunan Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil menteri pertama bidang khusus, dan Menteri Penerangan. Beliau meninggal ketika masih menjabat sebagai Menteri Penerangan dan dimakamkan di kampung halamannya.

Pada tahun 1921 Yamin untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan. Himpunan puisi Muhammad Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928 dan senapas dengan Sumpah Pemuda.

Sumber: pahlawanindonesia.com

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-
************
Gabung di:
1 Kami Sayang Indonesia .
2 Kumpulan Sejarah Islam (Histories of Islam) .
3 Kumpulan Sejarah Internasional (International Histories) .

(FR) 

 Muhammad Yamin adalah pemuda Sumatera Barat yang belajar di sekolah guru Bukittinggi. Setelah lulus, beliau masuk AMS di Yogyakarta dan melanjutkan ke sekolah kehakiman di Jakarta dengan beasiswa dari Belanda hingga tamat. Namun, beasiswanya dicabut karena aktif berpidato mengkritik Belanda. Oganisasi politik pertamanya adalah Jong Sumatranen Bonddan Indonesia Muda. Pada Kongres Pemuda bulan Oktober 1928, para pemuda sepakat mencetuskan sebuah ikrar. Muhammad Yamin yang menjadi sekretaris pada kongres tersebut kemudian membuat rumusan ikrar. Rumusan itu diterima pemimpin sidang dan peserta lain. Awalnya, perjanjian itu tak bernama Sumpah Pemuda, melainkan ikrar Pemuda. Muhammad Yamin yang mengubah kata ikrar menjadi sumpah.

Isi Sumpah Pemuda adalah, Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ketika duduk dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau ikut menggagas Pancasila dan merumuskan UUD 1945. Setelah Indonesia merdeka, Muhammad Yamin menjadi ketua Badan Perancang Pembangunan Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil menteri pertama bidang khusus, dan Menteri Penerangan. Beliau meninggal ketika masih menjabat sebagai Menteri Penerangan dan dimakamkan di kampung halamannya.

Pada tahun 1921 Yamin untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan. Himpunan puisi Muhammad Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928 dan senapas dengan Sumpah Pemuda.

Jangan Asal Bilang Bid'ah dan Sesat

 Jangna Asal Bilang Bid'ah dan Sesat
Kalau belajar ilmu agama dari ustad yang sanadnya lewat internet pasti akan bilang yasinan itu Bidah dan sesat .
karena Rosul tidak mencontohkanya ..!!!
tahukah anda kalau yasinan itu ada dalilnya yang mengacu pada satu hadist..!!.
silahkan baca hadist shohih pembacaan yasin yang di keluarkan Ibnu hibban dalam shohihnya.

Silahkan simak pembahasan yang di buat oleh temen kita,Ustadz Mahmud Martapura,pernah juga di posting di grup menolak wahabi,dan saya anggap penting kiranya saya posting ulang di grup ini.

وفي صحيح ابن حبان قال أخبرنا محمد بن إسحاق بن إبراهيم مولى ثقيف حدثنا الوليد بن شجاع بن الوليد السكوني حدثنا أبي حدثنا زياد بن خيثمة حدثنا محمد بن جحادة عن الحسن عن جندب قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قرأ يس في ليلة ابتغاء وجه الله غفر له
Dalam shohih ibnu Hibban ini Pada sanadnya tidak ada celaan sama sekali.
Rawi 1
محمد بن إسحاق بن إبراهيم
Muhammad bin ishaq bin ibrahim,
Imam zarkani dalam kitab al a'lam mengatakan bahwa beliau adalah seorang hafizh, tsiqoh
الوليد بن شجاع بن الوليد
Alwalid bin syuja,
Ibnu hajar mengatakan beliau adalah tsiqoh,
Imam zahabi mengatakan beliau adalah hafizh
أبيه شجاع بن الوليد
Ayah beliau syuja
Ibnu hajar mengatakan beliau adalah bisa dipercaya
Imam zahabi mengatakan beliau adalah seorang hafizh
زياد بن خيثمة
Ziyad bin khaitsamah,
Ibnu hajar dan imam zahabi mengatakan beliau adalah tsiqoh
محمد بن جحادة
Muhammad bin juhadah,
Ibnu hajar dan imam zahabi mengatakan beliau adalah tsiqoh
الحسن البصري
Hasan albashri,
Ibnu hajar dan imam Zahabi mengatakan beliau adalah imam besar, faqih, tsiqoh.
جندب بن كعب
Jundub bin ka'ab,
Imam Adzdzahabi mengatakan beliau adalah sahabat, dan semua sahabat tidak diragukan lagi keshohihannya, karena semua sahabat adlun dhobitun.
Dari riwayat yang shohih Ibnu hibban ini kita bisa memakai hadist ini untuk bolehnya membaca yasin malam apapun, khususnya malam jumat, karena dari sanad shohih di atas rasul bersabda : "BARANGSIAPA MEMBACA SURAH YASIN PADA MALAM APAPUN KARENA MENGHARAP KEAMPUNAN ALLAH DENGAN IKHLAS,MAKA ALLAH AMPUNI DIA"
Sekarang sudah jelas,yasinan itu sudah ada dalil yang shohih, jadi jangan ragu-ragu lagi.
Apalagi kalau di kombinasikan dengan dalil2 lain keutamaan malam Jumat dan hari jumat.Insya Alloh akan lebih cetar membahana lagi.
Intinya,Kalau ada yang beda pendapat,jangan sampai satu dengan lainnya saling menyalahkan,apalagi ujung2nya Mengkalaim si A sesat,dan seterusnya,dan seterusnya.
Belajar menghormati perbedaan pandangan dalam memahami dalil,bukan malah saling menghujat.

Cara Supaya Blog Terindex Oleh Google

Semua blogger pasti senang jika blog/postingannya berada di halaman pertama google. Berikut ini adalah cara supaya postingan/blog berada di halaman pertama google :

Cara blog terindex google, cara blog berada di halaman awal google, cara postingan mudah ditemukan search engine, cara blog asal asalan terindex google, cara blog kamu nomor 1 di halaman google, cara postingan ada di google, cara web terindex google, tips menarik seputar blog, cara ampuh mengindex postingan di google, cara blog ada di rating teratas google, cara membuat blog, cara blog muncul di google, cara blog banyak pengunjung, cara blog banyak dikunjungi, cara blog tidak bisa dicopy paste, cara blog terbaca google, cara blog menghasilkan uang, cara blog muncul di google, cara blog banyak dikunjungi, cara blog dikunjungi banyak orang, cara blog terkenal, cara blog mendapatkan uang, cara blog banyak dibaca orang, cara blog seo, cara blog cepat terondex google, cara blog ada musiknya, cara blog tidak bisa diklik kanan, cara blog kita cantik, cara blog kita ada di google, cara blog kita populer, cara blog kita ngetop, cara blog kita banyak pengunjung, cara blog terindex google, cara blog kita ramai pengunjung, cara blog anda ada di halaman 1 google, cara blog kamu ada di google.

dan masih banyak tips lainnya, KLIK saja di nsini

Tuesday, October 27, 2015

SEJARAH Nasionalisme Peci Untuk Bangsa Indonesia

 PEMUDA itu masih berusia 20 tahun. Dia tegang. Perutnya mulas. Di belakang tukang sate, dia mengamati kawan-kawannya, yang menurutnya banyak lagak, tak mau pakai tutup kepala karena ingin seperti orang Barat. Dia harus menampakkan diri dalam rapat Jong Java itu, di Surabaya, Juni 1921. Tapi dia masih ragu. Dia berdebat dengan dirinya sendiri.

“Apakah engkau seorang pengekor atau pemimpin?”

“Aku seorang pemimpin.”

“Kalau begitu, buktikanlah,” batinnya lagi. “Majulah. Pakai pecimu. Tarik nafas yang dalam! Dan masuklah ke ruang rapat... Sekarang!”



Foto: Postingan ke-1.126: SEJARAH Nasionalisme Peci Untuk Bangsa Indonesia

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-

PEMUDA itu masih berusia 20 tahun. Dia tegang. Perutnya mulas. Di belakang tukang sate, dia mengamati kawan-kawannya, yang menurutnya banyak lagak, tak mau pakai tutup kepala karena ingin seperti orang Barat. Dia harus menampakkan diri dalam rapat Jong Java itu, di Surabaya, Juni 1921. Tapi dia masih ragu. Dia berdebat dengan dirinya sendiri.

“Apakah engkau seorang pengekor atau pemimpin?”

“Aku seorang pemimpin.”

“Kalau begitu, buktikanlah,” batinnya lagi. “Majulah. Pakai pecimu. Tarik nafas yang dalam! Dan masuklah ke ruang rapat... Sekarang!”

Setiap orang ternganga melihatnya tanpa bicara. Mereka, kaum intelegensia, membenci pemakaian blangkon, sarung, dan peci karena dianggap cara berpakaian kaum lebih rendah. Dia pun memecah kesunyian dengan berbicara: ”…Kita memerlukan sebuah simbol dari kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki sifat khas ini, mirip yang dipakai oleh para buruh bangsa Melayu, adalah asli milik rakyat kita. Menurutku, marilah kita tegakkan kepala kita dengan memakai peci ini sebagai lambang Indonesia Merdeka.”

tulah awal mula Sukarno mempopulerkan pemakaian peci, seperti dituturkannya dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams. Sukarno menyebut peci sebagai “ciri khas saya... simbol nasionalisme kami.” Sukarno mengkombinasikan peci dengan jas dan dasi. Ini, menurut Sukarno, untuk menunjukkan kesetaraan antara bangsa Indonesia (terjajah) dan Belanda (penjajah).
Sejak itu, Sukarno hampir selalu mengenakan peci hitam saat tampil di depan publik. Seperti yang dia lakukan saat membacakan pledoinya “Indonesia Menggugat” di Pengadilan Landraad Bandung, 18 Agustus 1930. Dan peci kemudian menjadi simbol nasionalisme, yang mempengaruhi cara berpakaian kalangan intelektual, termasuk pemuda Kristen.

Karena itulah, George Quinn dalam The Learner’s Dictionary of Today’s Indonesia, mendefinisikan cap (peci) dengan mengambil contoh Sukarno: Soekarno sat in the courtroom wearing white trousers, a white jacket and a black cap (Sukarno duduk di pengadilan, memakai celana putih, jas putih, dan peci hitam).
Sebenarnya Sukarno bukanlah intelektual yang kali pertama menggunakan peci. Pada 1913, rapat SDAP (Sociaal Democratische Arbeiders Partij) di Den Haag mengundang tiga politisi, yang kebetulan lagi menjalani pengasingan di Negeri Belanda: Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Ketiganya menunjukkan identitas masing-masing. Ki Hajar menggunakan topi fez Turki berwarna merah yang kala itu populer di kalangan nasionalis setelah kemunculan gerakan Turki Muda tahun 1908 yang menuntut reformasi kepada Sultan Turki. Tjipto mengenakan kopiah dari beludru hitam. Sedangkan Douwes Dekker tak memakai penutup kepala. Tampaknya Sukarno mengikuti jejak gurunya, lebih memilih peci beludru hitam.

Pengaruh Sukarno begitu luas. Pada pertengahan 1932, Partindo melancarkan kampanye yang diilhami gerakan swadesi di India, dengan menyerukan agar rakyat hanya memakai barang-barang bikinan Indonesia. Orang-orang mengenakan pakaian dari bahan hasil tenunan tangan sendiri yang disebut lurik, terutama untuk peci –sebagai pengganti fez– yang dikenakan umat Muslim di Indonesia. Peci lurik ini mulai terlihat dipakai terutama dalam rapat-rapat Partindo. “Tapi Bung Karno tak pernah memakainya. Dia tetap memakai peci beludru hitam, yang bahannya berasal dari pabrik di Italia,” tulis Molly Bondan dalam Spanning A Revolution.

Sebenarnya, dari mana asal peci? Sukarno menyebut peci asli milik rakyat kita mirip dengan yang dipakai para buruh bangsa Melayu. Belum ada data penggunaan peci di kalangan buruh. Di Indonesia orang menyebutnya peci. Orang Melayu di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan selatan Thailand, dan sebagian Indonesia menyebutnya songkok.

Menurut Rozan Yunos dalam “The Origin of the Songkok or Kopiah” dalam The Brunei Times, 23 September 2007, songkok diperkenalkan para pedagang Arab, yang juga menyebarkan agama Islam. Pada saat yang sama, dikenal pula serban atau turban. Namun, serban dipakai oleh para cendekiawan Islam atau ulama, bukan orang biasa. “Menurut para ahli, songkok menjadi pemandangan umum di Kepulauan Malaya sekitar abad ke-13, saat Islam mulai mengakar,” tulis Rozan.

Asal songkok menimbulkan spekulasi karena tak lagi terlihat di antara orang-orang Arab. Di beberapa negara Islam, sesuatu yang mirip songkok tetap populer. Di Turki, ada fez dan di Mesir disebut tarboosh. Fez berasal dari Yunani Kuno dan diadopsi oleh Turki Ottoman. Di Istanbul sendiri, topi fez ini juga dikenal dengan nama fezzi atau phecy. Di Asia Selatan (India, Pakistan, dan Bangladesh) fez dikenal sebagai Roman Cap (Topi Romawi) atau Rumi Cap (Topi Rumi). Ini menjadi simbol identitas Islam dan menunjukkan dukungan Muslim India atas kekhalifahan yang dipimpin Kekaisaran Ottoman.

“Menurut beberapa ahli, ini adalah tutup kepala yang merupakan pendahulu songkok di Asia Tenggara,” tulis Rozan.

Peci tampaknya sudah dikenal di Giri, salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa. Ketika Raja Ternate Zainal Abidin (1486-1500) belajar agama Islam di madrasah Giri, dia kembali ke Ternate dengan membawa kopiah atau peci sebagai buah tangan. “Peci dari Giri dianggap magis dan sangat dihormati serta ditukar dengan rempah-rempah, terutama cengkeh,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia III.

Peci kemudian menjadi penanda sosial seperti penutup kepala lainnya yang saat itu sudah dikenal seperti kain, turban, topi-topi Barat biasa, dan topi-topi resmi dengan bentuk khusus. Pemerintah kolonial kemudian berusaha mempengaruhi kostum lelaki di Jawa. Jean Gelman Taylor, yang meneliti interaksi antara kostum Jawa dan kostum Belanda periode 1800-1940, menemukan bahwa sejak pertengahan abad ke-19, pengaruh itu tercermin dalam pengadopsian bagian-bagian tertentu pakaian Barat. Pria-pria Jawa yang dekat dengan orang Belanda mulai memakai pakaian gaya Barat. Menariknya, blangkon atau peci tak pernah lepas dari kepala mereka.

“Kostum tersebut berupa setelan ditambah dengan penutup kepala batik atau peci saat wisuda dari sekolah-sekolah Belanda...,” tulis Taylor, “Kostum dan Gender di Jawa Kolonial tahun 1800-1940” yang termuat dalam Outward Appearances: Trend, Identitas, Kepentingan.

Menurut Denys Lombard, Barat sangat sedikit mempengaruhi tutup kepala orang Jawa. Topi Eropa sama sekali tak populer. Demikian pula topi gaya kolonial (yang populer di Vietnam). Kuluk atau tutup kepala berbentuk kerucut terpotong tanpa pinggiran, yang dikenakan para priayi, dapat dikatakan hilang dari kebiasaan, dan kain tutup kepala yang dililitkan dengan berbagai cara (ikat kepala, blangkon, destar, serban) makin lama main jarang. 

“Tutup kepala yang paling lazim digunakan adalah peci atau kopiah yang terbuat dari beludru hitam, yang semula merupakan salah satu bentuk kerpus Muslim. Setelah diterima oleh Sukarno dan PNI sebagai lambang nasionalisme, peci mempunyai makna lebih umum,” tulis Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya.
Kini, peci dipakai dalam acara-acara resmi kenegaraan maupun keseharian umat Muslim di Indonesia seperti upacara perkawinan, lebaran, atau ibadah salat. Di Malaysia dan Brunei, songkok dipakai tentara dan polisi pada upacara-upacara tertentu. Pada 19 Juni 2008, anggota dewan DAP Gwee Tong Hiang disingkirkan dari Dewan Majlis Johor karena tak mematuhi aturan pakaian resmi dan songkok. 

sumber: forum.viva.co.id

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-
****************
Gabung di: 
1 Kami Sayang Indonesia .
2 Kumpulan Sejarah Islam (Histories of Islam) .
3 Kumpulan Sejarah Internasional (International Histories) .

(FR) 

 Setiap orang ternganga melihatnya tanpa bicara. Mereka, kaum intelegensia, membenci pemakaian blangkon, sarung, dan peci karena dianggap cara berpakaian kaum lebih rendah. Dia pun memecah kesunyian dengan berbicara: ”…Kita memerlukan sebuah simbol dari kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki sifat khas ini, mirip yang dipakai oleh para buruh bangsa Melayu, adalah asli milik rakyat kita. Menurutku, marilah kita tegakkan kepala kita dengan memakai peci ini sebagai lambang Indonesia Merdeka.”

tulah awal mula Sukarno mempopulerkan pemakaian peci, seperti dituturkannya dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams. Sukarno menyebut peci sebagai “ciri khas saya... simbol nasionalisme kami.” Sukarno mengkombinasikan peci dengan jas dan dasi. Ini, menurut Sukarno, untuk menunjukkan kesetaraan antara bangsa Indonesia (terjajah) dan Belanda (penjajah).
Sejak itu, Sukarno hampir selalu mengenakan peci hitam saat tampil di depan publik. Seperti yang dia lakukan saat membacakan pledoinya “Indonesia Menggugat” di Pengadilan Landraad Bandung, 18 Agustus 1930. Dan peci kemudian menjadi simbol nasionalisme, yang mempengaruhi cara berpakaian kalangan intelektual, termasuk pemuda Kristen.

Karena itulah, George Quinn dalam The Learner’s Dictionary of Today’s Indonesia, mendefinisikan cap (peci) dengan mengambil contoh Sukarno: Soekarno sat in the courtroom wearing white trousers, a white jacket and a black cap (Sukarno duduk di pengadilan, memakai celana putih, jas putih, dan peci hitam).
Sebenarnya Sukarno bukanlah intelektual yang kali pertama menggunakan peci. Pada 1913, rapat SDAP (Sociaal Democratische Arbeiders Partij) di Den Haag mengundang tiga politisi, yang kebetulan lagi menjalani pengasingan di Negeri Belanda: Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Ketiganya menunjukkan identitas masing-masing. Ki Hajar menggunakan topi fez Turki berwarna merah yang kala itu populer di kalangan nasionalis setelah kemunculan gerakan Turki Muda tahun 1908 yang menuntut reformasi kepada Sultan Turki. Tjipto mengenakan kopiah dari beludru hitam. Sedangkan Douwes Dekker tak memakai penutup kepala. Tampaknya Sukarno mengikuti jejak gurunya, lebih memilih peci beludru hitam.

Pengaruh Sukarno begitu luas. Pada pertengahan 1932, Partindo melancarkan kampanye yang diilhami gerakan swadesi di India, dengan menyerukan agar rakyat hanya memakai barang-barang bikinan Indonesia. Orang-orang mengenakan pakaian dari bahan hasil tenunan tangan sendiri yang disebut lurik, terutama untuk peci –sebagai pengganti fez– yang dikenakan umat Muslim di Indonesia. Peci lurik ini mulai terlihat dipakai terutama dalam rapat-rapat Partindo. “Tapi Bung Karno tak pernah memakainya. Dia tetap memakai peci beludru hitam, yang bahannya berasal dari pabrik di Italia,” tulis Molly Bondan dalam Spanning A Revolution.

Sebenarnya, dari mana asal peci? Sukarno menyebut peci asli milik rakyat kita mirip dengan yang dipakai para buruh bangsa Melayu. Belum ada data penggunaan peci di kalangan buruh. Di Indonesia orang menyebutnya peci. Orang Melayu di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan selatan Thailand, dan sebagian Indonesia menyebutnya songkok.

Menurut Rozan Yunos dalam “The Origin of the Songkok or Kopiah” dalam The Brunei Times, 23 September 2007, songkok diperkenalkan para pedagang Arab, yang juga menyebarkan agama Islam. Pada saat yang sama, dikenal pula serban atau turban. Namun, serban dipakai oleh para cendekiawan Islam atau ulama, bukan orang biasa. “Menurut para ahli, songkok menjadi pemandangan umum di Kepulauan Malaya sekitar abad ke-13, saat Islam mulai mengakar,” tulis Rozan.

Asal songkok menimbulkan spekulasi karena tak lagi terlihat di antara orang-orang Arab. Di beberapa negara Islam, sesuatu yang mirip songkok tetap populer. Di Turki, ada fez dan di Mesir disebut tarboosh. Fez berasal dari Yunani Kuno dan diadopsi oleh Turki Ottoman. Di Istanbul sendiri, topi fez ini juga dikenal dengan nama fezzi atau phecy. Di Asia Selatan (India, Pakistan, dan Bangladesh) fez dikenal sebagai Roman Cap (Topi Romawi) atau Rumi Cap (Topi Rumi). Ini menjadi simbol identitas Islam dan menunjukkan dukungan Muslim India atas kekhalifahan yang dipimpin Kekaisaran Ottoman.

“Menurut beberapa ahli, ini adalah tutup kepala yang merupakan pendahulu songkok di Asia Tenggara,” tulis Rozan.

Peci tampaknya sudah dikenal di Giri, salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa. Ketika Raja Ternate Zainal Abidin (1486-1500) belajar agama Islam di madrasah Giri, dia kembali ke Ternate dengan membawa kopiah atau peci sebagai buah tangan. “Peci dari Giri dianggap magis dan sangat dihormati serta ditukar dengan rempah-rempah, terutama cengkeh,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia III.

Peci kemudian menjadi penanda sosial seperti penutup kepala lainnya yang saat itu sudah dikenal seperti kain, turban, topi-topi Barat biasa, dan topi-topi resmi dengan bentuk khusus. Pemerintah kolonial kemudian berusaha mempengaruhi kostum lelaki di Jawa. Jean Gelman Taylor, yang meneliti interaksi antara kostum Jawa dan kostum Belanda periode 1800-1940, menemukan bahwa sejak pertengahan abad ke-19, pengaruh itu tercermin dalam pengadopsian bagian-bagian tertentu pakaian Barat. Pria-pria Jawa yang dekat dengan orang Belanda mulai memakai pakaian gaya Barat. Menariknya, blangkon atau peci tak pernah lepas dari kepala mereka.

“Kostum tersebut berupa setelan ditambah dengan penutup kepala batik atau peci saat wisuda dari sekolah-sekolah Belanda...,” tulis Taylor, “Kostum dan Gender di Jawa Kolonial tahun 1800-1940” yang termuat dalam Outward Appearances: Trend, Identitas, Kepentingan.

Menurut Denys Lombard, Barat sangat sedikit mempengaruhi tutup kepala orang Jawa. Topi Eropa sama sekali tak populer. Demikian pula topi gaya kolonial (yang populer di Vietnam). Kuluk atau tutup kepala berbentuk kerucut terpotong tanpa pinggiran, yang dikenakan para priayi, dapat dikatakan hilang dari kebiasaan, dan kain tutup kepala yang dililitkan dengan berbagai cara (ikat kepala, blangkon, destar, serban) makin lama main jarang.

Tutup kepala yang paling lazim digunakan adalah peci atau kopiah yang terbuat dari beludru hitam, yang semula merupakan salah satu bentuk kerpus Muslim. Setelah diterima oleh Sukarno dan PNI sebagai lambang nasionalisme, peci mempunyai makna lebih umum,” tulis Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya.
Kini, peci dipakai dalam acara-acara resmi kenegaraan maupun keseharian umat Muslim di Indonesia seperti upacara perkawinan, lebaran, atau ibadah salat. Di Malaysia dan Brunei, songkok dipakai tentara dan polisi pada upacara-upacara tertentu. Pada 19 Juni 2008, anggota dewan DAP Gwee Tong Hiang disingkirkan dari Dewan Majlis Johor karena tak mematuhi aturan pakaian resmi dan songkok.

Pahlawan Kusumah Atmaja (Ketua MA Pertama RI)

 Foto: Postingan ke-1.129: Kisah Pahlawan Nasional, Kusumah Atmaja (Ketua MA
Pertama RI)

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-

Tempat/Tgl. Lahir : Purwakarta, 8 September 1898 
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 11 Agustus 1952 
SK Presiden : Keppres No. 124/TK/1965, Tgl. 14 Mei 1965 
Gelar : Pahlawan Nasional

Sulaiman Effendy Kusumah Atmaja lahir di Purwakarta, Jawa Barat. Beliau kemudian lebih dikenal sebagai Kusumah Atmaja. Pemilik gelar raden ini memang berasal dan keluarga terpandang sehingga dapat mengenyam pendidikan yang layak. Kusumah Atmaja mendapatkan gelar diploma
dan recht school atau sekolah kehakiman pada 1913. Selanjutnya, beliau berkarir di dunia peradilan, termasuk menjadi pegawai yang diperbantukan di Pengadilan Bogor. Beliau berhasil mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hukumnya di Universitas Leiden, Belanda, pada tahun 1920.
Kusumah Atmadja menyelesaikan studinya dengan gelar Doctor in de recht geleerheid pada tahun 1922. Beliau menulis disertasi yang menguraikan hukum wakaf di Hindia Belanda.

Pulang ke Hindia Belanda, Kusumah Atmaja ditawari menjadi hakim di Raad Van Justitie (setingkat Pengadilan Tinggi) Jakarta. Setahun berkiprah di sana, Kusumah Atmaja diangkat menjadi Voor Zitter Landraad (Ketua Pengadilan Negeri) di Indramayu. Sebagai hakim, beliau bertugas di berbagai daerah. Bahkan ketika Jepang masuk, Kusumah Atmaja tetap menjabat sebagai hakim. Beliau menjadi Pemimpin Kehakiman Jawa Tengah pada 1944.

Kusumah Atmaja tidak banyak terlibat dalam dunia politik karena menjunjung tinggi netralitas dan supremasi hukum. Menjelang kemerdekaan, beliau menjadi anggota BPUPKI dan PPKI yang ikut merumuskan dasar negara. Begitu kemerdekaan diraih, Kusumah Atmaja mendapat tugas membentuk Mahkamah Agung Republik Indonesia, sekaligus menjadi ketuanya. Sebagai Ketua MA, beliau mampu mempertahankan independensi kekuasaan kehakiman dan intervensi pihak luar. Beliau juga menolak saat ditawarkan menjadi Wali Negara Pasundan oleh Belanda yang berusaha kembali menguasai Indonesia setelah kekalahan Jepang. Kusumah Atmaja tetap memimpin MA hingga wafat pada 11 Agustus 1952.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua MA beliau mengambil sumpah Sukarno sebagai Presiden Republik Indonesia pertama pada 1945 dan kedua kalinya ketika Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat pada akhir 1949.

Sumber: Pahlawanindonesia.com

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-
*************
Gabung di:
1 Kami Sayang Indonesia .
2 Kumpulan Sejarah Islam (Histories of Islam) .
3 Kumpulan Sejarah Internasional (International Histories) .

(FR)

Tempat/Tgl. Lahir : Purwakarta, 8 September 1898
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 11 Agustus 1952
SK Presiden : Keppres No. 124/TK/1965, Tgl. 14 Mei 1965
Gelar : Pahlawan Nasional

Sulaiman Effendy Kusumah Atmaja lahir di Purwakarta, Jawa Barat. Beliau kemudian lebih dikenal sebagai Kusumah Atmaja. Pemilik gelar raden ini memang berasal dan keluarga terpandang sehingga dapat mengenyam pendidikan yang layak. Kusumah Atmaja mendapatkan gelar diploma
dan recht school atau sekolah kehakiman pada 1913. Selanjutnya, beliau berkarir di dunia peradilan, termasuk menjadi pegawai yang diperbantukan di Pengadilan Bogor. Beliau berhasil mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hukumnya di Universitas Leiden, Belanda, pada tahun 1920.
Kusumah Atmadja menyelesaikan studinya dengan gelar Doctor in de recht geleerheid pada tahun 1922. Beliau menulis disertasi yang menguraikan hukum wakaf di Hindia Belanda.

Pulang ke Hindia Belanda, Kusumah Atmaja ditawari menjadi hakim di Raad Van Justitie (setingkat Pengadilan Tinggi) Jakarta. Setahun berkiprah di sana, Kusumah Atmaja diangkat menjadi Voor Zitter Landraad (Ketua Pengadilan Negeri) di Indramayu. Sebagai hakim, beliau bertugas di berbagai daerah. Bahkan ketika Jepang masuk, Kusumah Atmaja tetap menjabat sebagai hakim. Beliau menjadi Pemimpin Kehakiman Jawa Tengah pada 1944.

Kusumah Atmaja tidak banyak terlibat dalam dunia politik karena menjunjung tinggi netralitas dan supremasi hukum. Menjelang kemerdekaan, beliau menjadi anggota BPUPKI dan PPKI yang ikut merumuskan dasar negara. Begitu kemerdekaan diraih, Kusumah Atmaja mendapat tugas membentuk Mahkamah Agung Republik Indonesia, sekaligus menjadi ketuanya. Sebagai Ketua MA, beliau mampu mempertahankan independensi kekuasaan kehakiman dan intervensi pihak luar. Beliau juga menolak saat ditawarkan menjadi Wali Negara Pasundan oleh Belanda yang berusaha kembali menguasai Indonesia setelah kekalahan Jepang. Kusumah Atmaja tetap memimpin MA hingga wafat pada 11 Agustus 1952.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua MA beliau mengambil sumpah Sukarno sebagai Presiden Republik Indonesia pertama pada 1945 dan kedua kalinya ketika Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat pada akhir 1949.

Ketika Bung Karno Terusir dari Istana Negara

"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno, 1967) Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisi r barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. "Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!". Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. "Mana kakak-kakakmu" kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata "Mereka pergi ke rumah Ibu". Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi "Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu , jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara". Kata Bung Karno, Bung Karno lalu melangkah ke arah ruang tamu Istana, disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudanny a yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan karena para ajudan bung karno sudah ditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. "Aku sudah tidak
boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara. Semua ajudan menangis saat tau Bung Karno mau pergi "Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan..." Salah satu ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. "Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan wajahmu...kelua rganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara". tegas bung karno kepada ajudannya. Tiba-tiba beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau meninggalkan Istana. "Pak kami memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya". Bung Karno tertawa "Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa..."

Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. "Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini". Beberapa tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan. Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara. Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno
berdiri sebentar menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung Karno untuk keluar kamar. Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Maulwi Saelan ( pengawal terakhir bung karno ) dan Bung Karno menoleh ke arah Saelan.

"Aku pergi dulu" kata Bung Karno dengan terburu-buru. "Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak" Saelan separuh berteriak. Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno langsung naik VW Kodok, satu- satunya mobil pribadi yang ia punya dan meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati. Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman. Kadang-kadang ia memegang dadanya yang
sakit, ia sakit ginjal parah namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat di Istana dibuangi.

Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri gadis Bali untuk jalan- jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen duku tapi dia tidak punya uang. "Aku pengen duku, ...Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang" Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo. Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata "Pak Bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil". Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung Karno. "Mau pilih mana, Pak manis-manis nih " sahut tukang duku dengan logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang berkata "coba kamu cari yang enak". Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak "Bapak...Bapak. ...Bapak...Itu Bapak...Bapaak" Tukang duku malah berlarian ke arah teman temannya di pinggir jalan" Ada Pak Karno, Ada Pak Karno...." mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno.

Awalnya Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan dirinya. "Tri, berangkat ....cepat" perintah Bung Karno dan ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada yang sampai
menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan susah. Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba satu
malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!... Tak lama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri.

Saat melihat Rachmawati, Bung Karno berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi. Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada
Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. "Coba aku tulis surat permohonan kepada Presiden" kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya.

Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi setelah mengambil surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras rumahnya.

"Lhol, Mbak Rachma ada apa?" tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggenggam tangan Rachma lalu dengan menggenggam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak Harto.

"Lho, Mbak Rachma..ada apa?" kata Pak Harto dengan nada santun. Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta. Diputuskan Bung Karno akan dirawar di Wisma Yaso.

Bung Karno lalu dibawa ke Wisma Yaso, tapi kali ini perlakuan tentara lebih keras. Bung Karno sama sekali tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu saat Bung Karno tanpa sengaja menemukan lembaran koran bekas bungkus sesuatu, koran itu langsung direbut dan ia dimarahi.

Kamar Bung Karno berantakan sekali, jorok dan bau. Memang ada yang merapikan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan merawat Bung Karno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Bung Karno.

Ia tahu obat-obatan yang ada di laci Istana sudah dibuangi atas perintah seorang Perwira Tinggi. Mahar mardjono hanya bisa memberikan Vitamin dan Royal Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno diberi Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit akibat ginjalnya tidak berfungsi. Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Bung Karno hidup sengsara di Wisma Yaso, beberapa orang diketahui diceritakan nekat membebaskan Bung Karno. Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno, tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing perang saudara.

Pada awal tahun 1970 Bung Karno datang ke rumah Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Bung Karno yang jalan saja susah datang ke rumah isterinya itu. Wajah Bung Karno bengkak-bengkak . bk- nikahnya -rachmawati Ketika tau Bung Karno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bond ong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka
berteriak "Hidup Bung Karno....hidup Bung
Karno....Hidup Bung Karno...!!!!!"

Sukarno yang reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti ini, ia tertawa dan melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan politik.

Masuk ke bulan Februari penyakit Bung Karno parah sekali ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang akan diikuti kondisi psikis yang kacau.

Ia berteriak " Sakit....Sakit ya Allah...Sakit.. ." tapi tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan. Sampai- sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu.

Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno.

"Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik" ujar istri bung hatta.

Hatta menoleh pada isterinya dan berkata "Sukarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara kami itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti ini".

Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu Sukarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia diperbolehkan menjenguk Bung Karno.

Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan "Bagaimana kabarmu, No" kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah.

Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta "Hoe gaat het met Jou?" kata Bung Karno dalam bahasa Belanda - Bagaimana pula kabarmu, Hatta - Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno dan Bung Karno menangis seperti anak kecil.

Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang menyesakkan dada.

Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945 Bung Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi, saat kematiannya-pun Bung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat menemui Tuhan.

Innalillahi wa innailaihi rajiuun...

Kisah Sunan Ampel Sang Penyebar agama Islam di Tanah Jawa

Di Rusia selatan ada sebuah daerah yang disebut Bukhara. Bukhara ini terletak di Samarqand. Sejak dahulu daerah yang disebut Bukhara. Bukhara ini terletak di Samarqand. Sejak dahulu daerah Samarqand dikenal sebagai daerah Islam yang menelorkan ulama-ulama besar seperti sarjana hadist terkenal yaitu Imam Bukhari yang mashur sebagai perawi hadits sahih.

Di Samarqand ini ada seorang ulama besar bernama Syekh jamalluddin Jumadil Kubra, seorang Ahlussunnah bermahzab Syafi’i, beliau mempunyai seorang putra bernama Ibrahim. Karena berasal dari Samarqand maka Ibrahim kemudian mendapat tambahan Samarqandi. Orang jawa sangat sukar mengucapkan Samarqandi maka mereka hanya menyebutkan sebagai Syekh Ibrahim Asmarakandi.

Syekh Ibrahim Asmarakandi ini diperintah oleh ayahnya yaitu Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra untuk berda’wah ke negara- negara Asia. Perintah ini dilaksanakan, dan beliau kemudian diambil menantu oleh raja Cempa, dijodohkan dengan putri raja Cempa yang bernama Dewi Candrawulan. Negeri Cempa ini menurut sebagian ahli sejarah terletak di Muangthai. Dari perkawinannya dengan Dewi Candrawulan maka Ibrahim Asmarakandi mendapat dua orang putra yaitu Raden Rahmat atau Sayyid Ali Rahmatullah dan raden Santri atau Sayyid Alim Murtolo.

Sedangkan adik Dewi Candrawulan yang bernama Dewi Dwarawati diperistri oleh Prabu Brawijaya Majapahit. Dengan demikian Raden Rahmat itu keponakan Ratu Majapahit dan tergolong putra bangsawan atau pangeran kerajaan. Raja Majapahit sangat senang mendapat istri dari negeri Cempa yang wajahnya tidak kalah menarik dengan Dewi Sari.

Sehingga istri-istri lainnya diceraikan, banyak yang diberikan kepada para adipatinya yang tersebar di seluruh Nusantara. Salah satu contoh adalah istri yang bernama Dewi Kian, seorang putri Cina yang diberikan kepada Adipati Ario Damar di Palembang. Ketika Dewi Kian di ceraikan dan diberikan kepada Ario Damar saat itu sedang hamil tiga bulan. Ario Damar tidak diperkenankan menggauli putri Cina itu sampai si jabang bayi terlahir ke dunia.

Bayi dari rahim Dewi Kian itulah yang nantinya bernama Raden Hasan atau lebih terkenal dengan nama Raden Patah, salah seorang murid Sunan Ampel yang menjadi raja di Demak Bintoro. Kerajaan Majapahit sesudah ditinggal mahapatih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk mengalami kemunduran drastis. Kerajaan terpecah belah karena terjadinya perang saudara, dan para adipati banyak yang tak loyal lagi kepada Prabu Hayam Wuruk yaitu Prabu Brawijaya Kertabhumi. Pajak dan upeti kerajaan tak banyak yang sampai ke istana Majapahit. Lebih sering dinikmati oleh para adipati itu sendiri. Hal ini membuat sang Prabu bersedih hati. Lebih-lebih lagi dengan adanya kebiasaan buruk kaum bangsawan dan para pangeran yang suka berpesta pora dan main judi serta mabuk-mabukan. Prabu Brawijaya sadar betul bila kebiasaan semacam itu diteruskan negara akan menjadi lemah dan jika negara sudah kehilangan kekuatan betapa mudahnya bagi musuh untuk menghancurkan Majapahit Raya.

Ratu Dwarawati, yaitu istri Prabu Brawijaya mengetahui kerisauan hati suaminya. Dengan
memberanikan diri ia mengajukan pendapat kepada suaminya. “Kanda Prabu, agaknya para ponggawa dan rakyat Majapahit sudah tidak takut lagi kepada Sang Hyang Widhi. Mereka tidak segan dan tidak merasa malu melakukan tindakan yang tidak terpuji, pesta pora, foya- foya, mabuk dan judi sudah menjadi kebiasaan mereka bahkan para pangeran dan kaum bangsawan sudah mulai ikut- ikutan. Sungguh berbahaya bila hal ini dibiarkan berlarut-larut. Negara bisa rusak karenanya.”

“Ya, hal itulah yang membuatku risau selama ini,” sahut Prabu Brawijaya. “Lalu apa tindakan Kanda Prabu ?” “Aku masih bingung,” kata sang Prabu. “Sudah kuusahakan menambah bikhu dan brahmana untuk mendidik dan memperingatkan mereka tapi kelakuan mereka masih tetap seperti semula, bahkan guru-guru agama Hindu dan Budha itu dianggap sepele.”

“Saya mempunyai seorang keponakan yang ahli mendidik dalam hal mengatasi kemerosotan budi pekerti,” kata ratu Dwarawati. “Betulkah ?” tanya sang Prabu. “Ya, namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra
dari kanda Dewi Candrawulan di Negeri Cempa. Bila kanda berkenan saya akan meminta Ramanda Prabu di Cempa untuk mendatangkan Ali Rahmatullah ke Majapahit ini.”

“Tentu saja aku akan merasa senang bila Rama Prabu di Cempa bersedia mengirimkan Sayyid Ali Rahmatullah ke Majapahit ini.” Kata Raja Brawijaya. Maka pada suatu hari diberangkatkanlah utusan dari Majapahit ke negeri Cempa untuk meminta Sayyid Ali Rahmatullah datang ke Majapahit. Kedatangan utusan Majapahit disambut gembira oleh raja Cempa, dan raja Cempa tidak keberatan melepas cucunya ke Majapahit untuk meluaskan pengalaman. Keberangkatan Sayyid Ali Rahmat ke Tanah Jawa tidak sendirian. Ia ditemani oleh ayah dan kakaknya. Sebagaimana disebutkan di atas, ayah Sayyid Ali Rahmat adalah Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi dan kakaknya bernama Sayyid Ali Murtadho.

Diduga mereka tidak langsung ke Majapahit, melainkan mendarat di Tuban. Tetapi di Tuban, tepatnya di desa Gesikharjo, Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi jatuh sakit dan meninggal dunia, beliau dimakamkan didesa tersebut yang masih termasuk ke camatan Palang kabupaten Tuban. Sayyid Murtadho kemudian meneruskan perjalanan, beliau berda’wah keliling ke daerah Nusa Tenggara, Madura dan sampai ke Bima. Disana beliau mendapat sambutan raja Pandita Bima, dan akhirnya berda’wah di Gresik mendapat sebutan Raden Santri, beliau wafat dan dimakamkan di Gresik. Sayyid Ali Rahmatullah meneruskan perjalanan ke Majapahit menghadap Prabu Brawijaya sesuai permintaan Ratu Dwarawati.

“Nanda Rahmatullah, bersediakah engkau memberikan pelajaran atau mendidik kaum bangsawan dan rakyat Majapahit agar mempunyai budi pekerti mulia ?” tanya sang Prabu. Dengan sikapnya yang sopan tutur kata halus Sayyid Ali Rahmatullah menjawab. “Dengan senang hati Gusti Prabu, saya akan berusaha sekuat-kuatnya untuk mencurahkan kemampuan saya mendidik mereka.” “Bagus !” sahut sang Prabu. “Bila demikian kau akan kuberi hadiah sebidang tanah berikut bangunannya di Surabaya. Di sanalah kau akan mendidik para bangsawan dan pangeran Majapahit agar berbudi pekerti mulia.” “Terima kasih saya haturkan Gusti Prabu,” jawab Sayyid Ali Rahmatullah.

Disebutkan dalam literatur bahwa selanjutnya Sayyid Ali Rahmatullah menetap beberapa hari di istana Majapahit dan dijodohkan dengan salah satu putri Majapahit yang bernama Dewi Candrawati. Dengan demikian Sayyid Ali Rahmatullah adalah salah seorang Pangeran Majapahit, karena dia adalah menantu raja Majapahit. Selanjutnya, pada hari yang telah ditentukan berangkatlah rombongan Sayyid Ali Rahmatullah ke sebuah daerah di Surabaya yang disebut sebagai Ampeldenta. Selama dalam perjalanan banyak hal-hal aneh di jumpai rombongan itu. Diantaranya adalah pertemuan Sayyid Ali Rahmatullah dengan seorang gadis bernama Siti Karimah yang kemudian menjadi isterinya. Dan sepanjang perjalanan itu beliau juga melakukan da’wah sehingga bertambahlah anggota rombongan yang mengikuti perjalanannya ke Ampeldenta. Semenjak Sayyid Ali Rahmatullah diambil menantu Raja Brawijaya maka beliau adalah anggota keluarga kerajaan Majapahit atau salah seorang pangeran, para pangeran pada jaman dulu di tandai dengan nama depan Raden. Selanjutnya beliau lebih dikenal dengan sebutan Raden Rahmat. Dan karena beliau menetap di desa Ampeldenta, menjadi penguasa daerah tersebut maka kemudian beliau dikenal sebagai Sunan Ampel.

Sunan artinya yang di junjung tinggi atau panutan masyarakat setempat. Langkah pertama yang dilakukan Raden Rachmat di Ampeldenta adalah membangun masjid sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi sewaktu hijrah ke Madinah. Selanjutnya beliau mendirikan pesantren tempat mendidik putra bangsawan dan pangeran Majapahit serta siapa saja yang mau datang berguru kapada beliau.

Hasil didikan beliau yang terkenal adalah falsafah Mo Limo atau tidak mau melakukan lima hal tercela yaitu: main judi, minum arak atau bermabuk-mabukkan, mencuri, madat atau menghisap madu dan madon atau main perempuan yang bukan isterinya.

Prabu Brawijaya sangat senang atas hasil didikan Raden Rahmat. Raja menganggap agama Islam itu adalah ajaran budi pekerti yang mulia, maka ketika Raden Rahmat kemudian mengumumkan ajarannya adalah agama Islam maka Prabu Brawijaya tidak menjadi marah, hanya saja ketika dia diajak untuk memeluk agama Islam ia tidak mau. Raden Rahmat diperbolehkan menyiarkan agama Islam di wilayah Surabaya bahkan diseluruh Majapahit, dengan catatan bahwa rakyat tidak boleh dipaksa, Raden Rahmatpun memberi penjelasan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat sebagai sesepuh Wali Songo, sebagai Mufti atau pemimpin agama Islam se Tanah Jawa. Beberapa murid dan putra Sunan Ampel sendiri juga menjadi anggota Wali Songo, mereka adalah Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah putra Sunan Ampel sendiri.

Jasa beliau yang besar adalah pencetus dan perencana lahirnya kerajaan Islam dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah, murid dan menantunya sendiri. Beliau juga turut membantu mendirikan Masjid Agung Demak yang didirikan pada tahun 1477 M. Salah satu diantara empat tiang utama masjid
Demak hingga sekarang masih diberi nama sesuai dengan yang membuatnya yaitu Sunan
Ampel.

Kehebatan para Wali tersebut memang mengagumkan, sebagai bukti adalah kesiapan mereka dalam menerima adanya perbedaan pendapat. Dalam hal adat istiadat rakyat Jawa sudah jelas Sunan Ampel berbeda pendapat dengan Sunan Kudus, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati. Tetapi mereka tetap bisa hidup rukun damai tanpa terjadi percekcokan yang menjurus pada pertikaian. Bahkan Sunan Kalijaga yang terkenal sebagai pelopor penjaga aliran lama itu menjadi menantu Sunan Ampel. Putra Sunan Ampel sendiri yaitu Sunan Bonang adalah pendukung pendapat Sunan Kalijaga. Sunan Drajad atau Raden Qosim yang juga putra Sunan Ampel pada akhirnya juga memanfaatkan gamelan sebagai media dakwah yang ampuh untuk mendekati rakyat Jawa agar mau menerima Islam. Itulah jiwa besar yang dimiliki para Wali. Saling menghargai medan perjuangan masing-masing anggotanya.

Sunan Ampel wafat pada tahun 1478 M, beliau dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel. Setiap hari banyak orang yang berziarah ke makam beliau bahkan pada malam harinya juga. Semoga Allah manaikkan beliau ke derajat yang tinggi, drajad para auliya muqorrobin dan meridhai segala amal beliau.

Koleksi Gelar Uefa Champions League

KlubJuaraRunner-UpTahun JuaraTahun Runner-Up
Real Madrid1031956, 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002, 20141962, 1964, 1981
AC Milan741963, 1969, 1989, 1990, 1994, 2003, 20071958, 1993, 1995, 2005
Liverpool521977, 1978, 1981, 1984, 20051985, 2007
Bayern München551974, 1975, 1976, 2001, 20131982, 1987, 1999, 2010, 2012
Barcelona431992, 2006, 2009, 20111961, 1986, 1994
Ajax421971, 1972, 1973, 19951969, 1996
Inter Milan321964, 1965, 20101967, 1972
Manchester United321968, 1999, 20082009, 2011
Benfica251961, 19621963, 1965, 1968, 1988, 1990
Juventus251985, 19961973, 1983, 1997, 1998, 2003
Nottingham Forest201979, 1980 
FC Porto201987, 2004 
Borussia Dortmund1 119972013
Celtic1119671970
Hamburg1119831980
Steaua București1119861989
Olympique de Marseille1119931991
Chelsea1 1 20122008
Feyenoord101970 
Aston Villa101982 
PSV101988 
Red Star Belgrade101991 
Stade de Reims02 1956, 1959
Atlético Madrid 02 1974, 2014
Valencia02 2000, 2001
Fiorentina01 1957
Eintracht Frankfurt01 1960
Partizan01 1966
Panathinaikos01 1971
Leeds United01 1975
AS Saint-Étienne01 1976
Borussia Mönchengladbach01 1977
Club Brugge01 1978
Malmö FF01 1979
AS Roma01 1984
Sampdoria01 1992
Bayer Leverkusen01 2002
AS Monaco01 2004
Arsenal01 2006

Friday, October 23, 2015

Daftar Juara LIga Champions Eropa

MusimJuaraSkorRunner-UpStadionPenonton
1955–56Real Madrid4–3Stade de ReimsParc des Princes, Paris38,239
1956–57Real Madrid2–0FiorentinaSantiago Bernabéu Stadium, Madrid124,000
1957–58Real Madrid3–2 p.w.AC MilanHeysel Stadium, Brussels67,000
1958–59Real Madrid2–0Stade de ReimsNeckarstadion, Stuttgart80,000
1959–60Real Madrid7–3Eintracht FrankfurtHampden Park, Glasgow127,621
1960–61Benfica3–2BarcelonaWankdorf Stadium, Bern33,000
1961–62Benfica5–3Real MadridOlympisch Stadion, Amsterdam65,000
1962–63AC Milan2–1BenficaWembley Stadium, London45,700
1963–64Inter Milan3–1Real MadridPrater Stadium, Vienna72,000
1964–65Inter Milan1–0BenficaSan Siro, Milan85,000
1965–66Real Madrid2–1PartizanHeysel Stadium, Brussels55,000
1966–67Celtic2–1Inter MilanEstádio Nacional, Lisbon56,000
1967–68Manchester United4–1 p.w.BenficaWembley Stadium, London92,225
1968–69AC Milan4–1AjaxSantiago Bernabéu Stadium, Madrid50,000
1969–70Feyenoord2–1 p.w.CelticSan Siro, Milan50,000
1970–71Ajax2–0PanathinaikosWembley Stadium, London90,000
1971–72Ajax2–0Inter MilanDe Kuip, Rotterdam67,000
1972–73Ajax1–0JuventusRed Star Stadium, Belgrade93,500
1973–74Bayern München4–0Atlético MadridHeysel Stadium, Brussels23,000
Dilakukan partai ulang dua hari kemudian, setelah berakhir 1-1.
1974–75Bayern München2–0Leeds UnitedParc des Princes, Paris50,000
1975–76Bayern München1–0AS Saint-ÉtienneHampden Park, Glasgow54,864
1976–77Liverpool3–1Borussia MönchengladbachStadio Olimpico, Rome52,000
1977–78Liverpool1–0Club BruggeWembley Stadium, London92,000
1978–79Nottingham Forest1–0Malmö FFOlympiastadion, Munich57,000
1979–80Nottingham Forest1–0HamburgSantiago Bernabéu Stadium, Madrid50,000
1980–81Liverpool1–0Real MadridParc des Princes, Paris48,360
1981–82Aston Villa1–0Bayern MünchenDe Kuip, Rotterdam46,000
1982–83Hamburg1–0JuventusOlympic Stadium, Athens75,000
1983–84Liverpool1–1AS RomaStadio Olimpico, Rome69,693
Liverpool menang melalui adu penalti 4-2.
1984–85Juventus1–0LiverpoolHeysel Stadium, Brussels59,000
1985–86Steaua București0–0BarcelonaEstadio Ramón Sánchez Pizjuán, Seville70,000
Steaua menang melalui adu penalti 2-0.
1986–87FC Porto2–1Bayern MünchenPrater Stadium, Vienna62,000
1987–88PSV Eindhoven0–0BenficaNeckarstadion, Stuttgart70,000
PSV menang melalui adu penalti 6-5.
1988–89AC Milan4–0Steaua BucureștiCamp Nou, Barcelona97,000
1989–90AC Milan1–0BenficaPrater Stadium, Vienna57,500
1990–91Red Star Belgrade0–0Olympique de MarseilleStadio San Nicola, Bari56,000
Red Star menang melalui adu penalti 5-3.
1991–92Barcelona1–0 p.w.SampdoriaWembley Stadium, London70,827
1992–93Olympique de Marseille1–0AC MilanOlympiastadion, Munich64,400
1993–94AC Milan4–0BarcelonaOlympic Stadium, Athens70,000
1994–95Ajax1–0AC MilanErnst-Happel-Stadion, Vienna49,730
1995–96Juventus1–1AjaxStadio Olimpico, Rome67,000
Juventus menang melalui adu penalti 4-2.
1996–97Borussia Dortmund3–1JuventusOlympiastadion, Munich59,000
1997–98Real Madrid1–0JuventusAmsterdam Arena, Amsterdam48,500
1998–99Manchester United2–1Bayern MünchenCamp Nou, Barcelona90,045
1999–2000Real Madrid3–0ValenciaStade de France, Saint-Denis78,759
2000–01Bayern München1–1ValenciaSan Siro, Milan71,500
Bayern menang melalui adu penalti 5-4.
2001–02Real Madrid2–1Bayer LeverkusenHampden Park, Glasgow52,000
2002–03AC Milan0–0JuventusOld Trafford, Manchester63,215
AC Milan menang melalui adu penalti 3-2.
2003–04FC Porto3–0AS MonacoArena AufSchalke, Gelsenkirchen52,000
2004–05Liverpool3–3AC MilanAtatürk Olympic Stadium, Istanbul70,024
Liverpool menang melalui adu penalti 3-2.
2005–06Barcelona2–1ArsenalStade de France, Saint-Denis79,500
2006–07AC Milan2–1LiverpoolOlympic Stadium, Athens74,000
2007–08Manchester United1–1ChelseaLuzhniki Stadium, Moscow67,310
Manchester United menang melalui adu penalti 6-5.
2008–09Barcelona2–0Manchester UnitedStadio Olimpico, Rome62,467
2009–10Inter Milan2–0Bayern MünchenSantiago Bernabéu Stadium, Madrid73,170
2010–11Barcelona3–1Manchester UnitedWembley Stadium, London87,695
2011–12Chelsea 1-1Bayern MünchenAllianz Arena, Munich62,500
Chelsea menang melalui adu penalti 4-3.
2012-13Bayern München2-1Borussia DortmundWembley Stadium, London86,298
2013-14Real Madrid4-1
p.w.
Atlético Madrid Estadio da Luz, Lisbon80.000

Biodata Lengkap Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno

Nama Lengkap : Soekarno
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali.
Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan orangtuanya hingga akhirnya dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya dia ikut kedua orangtuanya pindah ke Mojokerto.
Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School. Di tahun 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).
Setelah lulus pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikannya di HBS, Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para tokoh dari Sarekat Islam, organisasi yang kala itu dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto yang juga memberi tumpangan ketika Soekarno tinggal di Surabaya.
Dari sinilah, rasa nasionalisme dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun berikutnya, Soekarno mulai aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.
Di tahun 1920 seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan studinya ke Technische Hoge School  (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) di Bandung dan mengambil jurusan teknik sipil.
Saat bersekolah di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Melalui Haji Sanusi, Soekarno berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club  merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.
Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.
Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI.
Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores. Karena jauhnya tempat pengasingan, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional lainnya.
Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Di awal kependudukannya, Jepang tidak terlalu memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia hingga akhirnya sekitar tahun 1943 Jepang menyadari betapa pentingnya para tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia dimana salah satunya adalah Soekarno untuk menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang.
Akhirnya tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang tetap melakukan gerakan perlawanan seperti Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan.
Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.
Pada akhirnya,Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional lainnya mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan sidang yang diadakan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil untuk upacara proklamasi yang terdiri dari delapan orang resmi dibentuk.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno yang semenjak pagi telah memenuhi halaman rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP.
Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.
Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah, seperti yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia.
Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral AWS Mallaby tewas dan pemerintah Belanda menarik pasukannya kembali. Perang seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga hampir di setiap kota.
Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.
Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, di mana kemudian dikeluarkan Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.
Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947, Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran.
Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS.
Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi Republik Indonesia dimana Ir Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakilnya.
Pemberontakan G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.
Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).
Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.
Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden sebelumnya berhalangan.
Pada 22 Juni 1966, Soekarno membacakan pidato pertanggungjawabannya mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S. Pidato pertanggungjawaban ini ditolak oleh MPRS hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.
Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.
Ir Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya sendiri tapi juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.

Perasaan Rooney Jelang Berduel dengan Welbeck

Bomber Manchester United, Wayne Rooney, menilai tepat keputusan Danny Welbeck meninggalkan Old Trafford untuk bergabung dengan Arsenal.

Welbeck berada di MU sejak berusia delapan tahun. Pada September 2014, pemain berusia 23 tahun tersebut hijrah ke Arsenal dengan nilai transfer 16 juta poundsterling.

Penampilan Welbeck cukup memuaskan sejauh ini. Total, ia telah mencetak lima gol dan tiga assist dari 15 laga yang dilakoninya di semua kompetisi.

"Bagi Danny dan kariernya, kepindahan ke Arsenal merupakan keputusan terbaik bagi dia. Dia bekerja luar biasa dan mencetak sejumlah gol. Danny menunjukkan kepada Anda apa yang selalu bisa diberikannya," puji Rooney.

Rooney pun mengaku aneh harus berhadapan dengan Welbeck saat MU bertandang ke Arsenal pada lanjutan Premier League, di Stadion Emirates, Sabtu (22/11/2014).

"Tentu, Danny banyak menghabiskan kariernya di sini (MU). Dia adalah anak Manchester sehingga aneh melihatnya di sana (Arsenal)," tuturnya.

Rekor pertemuan indonesia vs Vietnam

Berikut rekor pertemuan antara Tim Nasional Indonesia melawan Vietnam yang akan berlaga pada pertandingan perdana penyishan Grup A AFF Suzuki Cup, di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Sabtu (22/11/2014).

16/10/2012 (Laga Persahabatan), Vietnam 0-0 Indonesia
15/9/2012 (Laga Persahabatan), Indonesia 0-0 Vietnam
11/6/2008 (Laga Persahabatan), Indonesia 1-0 Vietnam
15/1/2007 (Laga Persahabatan), Vietnam 1-1 Indonesia
11/12/2004 (Tiger Cup), Vietnam 0-3 Indonesia
21/12/2002 (Tiger Cup), Indonesia 2-2 Vietnam
16/11/2000 (Tiger Cup), Vietnam 2-3 Indonesia
12/8/1999 (Tiger Cup), Indonesia 0-1 Vietnam
7/10/1997 (Asian Games), Indonesia 2-2 Vietnam
24/2/1997 (Laga Persahabatan), Vietnam 0-1 Indonesia
15/9/1996 (Tiger Cup), Vietnam 3-2 Indonesia
11/9/1996 (Tiger Cup), Vietnam 1-1 Indonesia
12/12/1995 (Asian Games), Indonesia 0-1 Vietnam
30/4/1993 (Kualifikasi Piala Dunia), Indonesia 2-1 Vietnam
16/4/1993 (Kualifikasi Piala Dunia), Vietnam 1-0 Indonesia
9/6/1993 (Asian Games), Indonesia 1-0 Vietnam
28/11/1991 (Asian Games), Indonesia 1-0 Vietnam

Thursday, October 22, 2015

UMK untuk wilayah jawabarat tahun 2015

UMK untuk wilayah jawabarat di sahkan Gubernur Jabar, pak Ahmad Heryawan, paling tinggi karawang
Berikut daftar lengkap UMK 2014 Kota dan Kabupaten sesuai dengan keputusan Gubernur Jabar Nomor 561/Kep.1581-Bangsos/2014 tentang UMK di Provinsi Jawa Barat tahun 2015:
1. Kota Bandung Rp 2.310.000 (naik Rp 310.000 atau 15,5 persen dari 2014 Rp 2.000.000)
2. Kota Cimahi Rp 2.001.200 (naik Rp 265.727 atau 15,31 persen dari 2014 Rp 1.735.473)
3. Kabupaten Bandung Rp 2.001.195 (naik Rp 265.722 atau 15,31 persen dari 2014 Rp 1.735.473)
4. Kabupaten Bandung Barat Rp 2.004.637 (naik Rp 266.161 atau 15,31 persen dari 2014 Rp 1.738.476)
5. Kabupaten Sumedang Rp 2.001.195 (naik Rp 265.722 atau 15,31 persen dari 2014 Rp 1.735.473)
6. Kabupaten Subang Rp 1.900.000 (naik Rp 322.041 atau 20,41 persen dari 2014 Rp 1.577.959)
7. Kabupaten Purwakarta Rp 2.600.000 (naik Rp 500.000 atau 23,81 persen dari 2014 Rp 2.100.000)
8. Kabupaten Karawang Rp 2.957.450 (naik Rp 510.000 atau 20,84 persen dari 2014 Rp 2.447.450)
9. Kabupaten Bekasi Rp 2.840.000 (naik Rp 392.555 atau 16,04 persen dari 2014 Rp 2.447.445)
10. Kota Bekasi Rp 2.954.031 (naik Rp 512.077 atau 20,97 persen dari 2014 Rp 2.441.954)
11. Kota Depok Rp 2.705.000 (naik Rp 308.000 atau 12,85 persen dari 2014 Rp 2.397.000)
12. Kabupaten Bogor Rp 2.590.000 (naik Rp 347.760 atau 15,51 persen dari 2014 Rp 2.242.240)
13. Kota Bogor Rp 2.658.155 (naik Rp 305.805 atau 13 persen dari 2014 Rp 2.352.350)
14. Kab Sukabumi Rp 1.940.000 (naik Rp 374.078 atau 23,89 persen dari 2014 Rp 1.565.922)
15. Kota Sukabumi Rp 1.572.000 (naik Rp 222.000 atau 16,44 persen dari 2014 Rp 1.350.000)
16. Kab Cianjur Rp 1.600.000 (naik Rp 100.000 atau 6,67 persen dari 2014 Rp 1.500.000)
17. Kab Garut Rp 1.250.000 (naik Rp 165.000 atau 15,21 persen dari 2014 Rp 1.085.000)
18. Kab Tasikmalaya Rp 1.435.000 (naik Rp 155.671 atau 12,17 persen dari 2014 Rp 1.279.329)
19. Kota Tasikmalaya Rp 1.450.000 (naik Rp 213.000 atau 17,22 persen dari 2014 Rp 1.237.000)
20. Kab Ciamis Rp 1.131.862 (naik Rp 90.934 atau 8,74 persen dari 2014 Rp 1.040.928)
21. Kota Banjar Rp 1.168.000 (naik Rp 143.000 atau 13,95 persen dari 2014 Rp 1.025.000)
22. Kab Majalengka Rp 1.245.000 (naik Rp 245.000 atau 24,5 persen dari 2014 Rp 1.000.000)
23. Kab Cirebon Rp 1.400.000 (naik Rp 187.250 atau 15,44 persen dari 2014 Rp 1.212.750)
24. Kota Cirebon Rp 1.415.000 (naik Rp 188.500 atau 15,37 persen dari 2014 Rp 1.226.500)
25. Kab Kuningan Rp 1.206.000 (naik Rp 204.000 atau 20,36 persen dari 2014 Rp 1.002.000)
26. Kab Indramayu Rp 1.465.000 (naik Rp 188.680 atau 14,78 persen dari 2014 Rp 1.276.320)
27 Kab Pangandaran Rp 1.165.000 (naik Rp 124.074 atau 11,92 persen dari 2014 Rp 1.040.928)