Friday, October 30, 2015

Pahlawan Nasional, Muhammad Yamin

Tempat/Tgl. Lahir : Sawahlunto, 28 Agustus 1903
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 17 oktober 1962
SK Presiden : Keppres No. 088/TK/1973, Tgl. 6 November 1973
Gelar : Pahlawan Nasional

Foto: Postingan ke-1.125: Kisah Pahlawan Nasional, Muhammad Yamin

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-

Tempat/Tgl. Lahir : Sawahlunto, 28 Agustus 1903 
Tempat/Tgl. Wafat : Jakarta, 17 oktober 1962 
SK Presiden : Keppres No. 088/TK/1973, Tgl. 6 November 1973 
Gelar : Pahlawan Nasional

Muhammad Yamin adalah pemuda Sumatera Barat yang belajar di sekolah guru Bukittinggi. Setelah lulus, beliau masuk AMS di Yogyakarta dan melanjutkan ke sekolah kehakiman di Jakarta dengan beasiswa dari Belanda hingga tamat. Namun, beasiswanya dicabut karena aktif berpidato mengkritik Belanda. Oganisasi politik pertamanya adalah Jong Sumatranen Bonddan Indonesia Muda. Pada Kongres Pemuda bulan Oktober 1928, para pemuda sepakat mencetuskan sebuah ikrar. Muhammad Yamin yang menjadi sekretaris pada kongres tersebut kemudian membuat rumusan ikrar. Rumusan itu diterima pemimpin sidang dan peserta lain. Awalnya, perjanjian itu tak bernama Sumpah Pemuda, melainkan ikrar Pemuda. Muhammad Yamin yang mengubah kata ikrar menjadi sumpah.

Isi Sumpah Pemuda adalah, Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ketika duduk dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau ikut menggagas Pancasila dan merumuskan UUD 1945. Setelah Indonesia merdeka, Muhammad Yamin menjadi ketua Badan Perancang Pembangunan Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil menteri pertama bidang khusus, dan Menteri Penerangan. Beliau meninggal ketika masih menjabat sebagai Menteri Penerangan dan dimakamkan di kampung halamannya.

Pada tahun 1921 Yamin untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan. Himpunan puisi Muhammad Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928 dan senapas dengan Sumpah Pemuda.

Sumber: pahlawanindonesia.com

-Mohon di SHARE / BAGIKAN-
************
Gabung di:
1 Kami Sayang Indonesia .
2 Kumpulan Sejarah Islam (Histories of Islam) .
3 Kumpulan Sejarah Internasional (International Histories) .

(FR) 

 Muhammad Yamin adalah pemuda Sumatera Barat yang belajar di sekolah guru Bukittinggi. Setelah lulus, beliau masuk AMS di Yogyakarta dan melanjutkan ke sekolah kehakiman di Jakarta dengan beasiswa dari Belanda hingga tamat. Namun, beasiswanya dicabut karena aktif berpidato mengkritik Belanda. Oganisasi politik pertamanya adalah Jong Sumatranen Bonddan Indonesia Muda. Pada Kongres Pemuda bulan Oktober 1928, para pemuda sepakat mencetuskan sebuah ikrar. Muhammad Yamin yang menjadi sekretaris pada kongres tersebut kemudian membuat rumusan ikrar. Rumusan itu diterima pemimpin sidang dan peserta lain. Awalnya, perjanjian itu tak bernama Sumpah Pemuda, melainkan ikrar Pemuda. Muhammad Yamin yang mengubah kata ikrar menjadi sumpah.

Isi Sumpah Pemuda adalah, Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ketika duduk dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau ikut menggagas Pancasila dan merumuskan UUD 1945. Setelah Indonesia merdeka, Muhammad Yamin menjadi ketua Badan Perancang Pembangunan Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil menteri pertama bidang khusus, dan Menteri Penerangan. Beliau meninggal ketika masih menjabat sebagai Menteri Penerangan dan dimakamkan di kampung halamannya.

Pada tahun 1921 Yamin untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan. Himpunan puisi Muhammad Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928 dan senapas dengan Sumpah Pemuda.

No comments:

Post a Comment